Sabtu, 09 Januari 2016

TERIMAKASIH GURUKU





PEMERAN:
1.      AZIM               : KEPALA SEKOLAH
2.      AZAM              : PAK SYAMSUL (GURU SENI BUDAYA
3.      AINUN              : BU NINGSIH (GURU MATEMATIKA)
4.      DONI               : MURID
5.      MALA              : MURID
6.      MAULIYA         : MURID
7.      ZAZA                : NARATOR

Di sebuah kelas, di sebuah sekolah, di suatu daerah, di suatu tempat, siswa kelas xii ipa 3 sedang berada di kelas. Masuklah seorang guru seni budaya untuk mengajar.
Pak Syamsul    : “selamat pagi anak-anak!”
Doni                 : (menguap) “hoaammm”
Pak Syamsul    : “pagi ini materi kita adalah ‘Menggambar Pemandagan’.”(menngambar dan menjelaskan)
            Dua jam berlalu. Akhirnya bel pergantian pelajaran berbunyi. TEEET. TEEET.
Pak Syamsul    : “saya akhiri pelajaran hari ini ya!”
Murid              : (diam)
Pak Syamsul    : “ ada pertanyaan?”
Mala & Mauliya : “dong ayok bapak keluar!”
Pak Syamsul    : kalian itu benar-benar tidak bisa menghargai guru! Saya permisi!
            Di ruang guru..
Pak Syamsul    : “pak, saya tidak tahan dengan siswa kelas XII IPA 3. Saya tidak ingin menjadi
wali kelas xii ipa 3 lagi.”
Pak Kepsek      : “tapi tidak ada guru yang sanggup untuk menjadi wali kelas XII IPA 3 selain
Anda”
Bu Ningsih       : “saya siap pak!”
Pak Kepsek      : “benarkah? Kalau begitu, mulai besok anda Akan menjadi wali kelas XII IPA 3”
Ibu Ningsih      : “baik pak! Saya akan berusaha membimbng mereka.”
Pak Kepsek      : “terimakasih Bu Ningsih”
            Jam 10:30 WITA. Bel berbunyi tanda masuk kelas. Masuklah seorang guru matematika ke kelas XII IPA 3.
Bu Ningsih       : “selamat pagi anak-anak.”
Murid              : “pagi buk!”
Bu Ningsih       : “saya adalah wali kelas yang baru di kelas ini.”
Doni                 : “ibu jinak kan?”
Mala                : “ibu gak makan orang kan?”
Mauliya           :”ibu  gigit nggak?”
Bu Ningsih        :”diam semuanya! Barang siapa yang melanggar peraturan di kelas ini  akan saya kurangi nilainya. Dan jangan harap  kalian bisa lulus!”
            Saat pelajaran sedang berlangsung..
Mauliya           : (memperbaiki make up)
Bu Ningsih       : (melihat name tag) “Mauliya Prihandini! Nilaimu saya kurangi 1 poin karena tidak memerhatikan guru!”
Mauliya           : (memgang tangan guru) ampun buk! Saya tidak akan mengulanginya lagi!”
Bu Ningsih       : “membantah! Nilai dikurangi 3 poin!”
Murid              : (diam)
Bu Ningsih       : “pelajaran saya akhiri. Saya permisi”
            Di ruang Kepala sekolah, ibu ningsih dipanggil bapak kepala sekolah karena siswanya yang bermasalah.
Pak Kepsek      : “maaf buk! Siswa atas nama Ahmad doni azani harus dikeluarkan karena menantang pak syamsul berkelahi.”
Bu Ningsih       : “maaf pak! Tolong beri saya waktu! Saya akan membimbingnya”
Pak Kepsek      : “tapi masalah ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi buk.”
Bu Ningsih       :”tolonglah pak. Jka dia berbuat masalah lagi, saya rela dikeluarkan.”
Pak Kepsek      : “baiklah jika itu yang ibu inginkan.”
            Sementara itu, di luar ruang kepala sekolah, 3siswa XII IPA 3 terlihat sedang menguping pembicaraan bapak kepala sekolah dan ibu ningsih. Mendengar apa yang dibicarakan oleh bapak kepala sekolah dan wali kelas mereka, wajah mereka terlihat muram.
Mala                : “aduh sayang, kamu ngapain sih pake nantang Pak Syamsul segala! Dia itu bukan level kamu.”
Mauliya           : “tau ah doni! Sekarang Ibu Ningsih jadi kena masalah gara-gara kamu.”
Doni                 : “ya maaf. Aku mana tau masalahnya jadi kayak gini.”
            Dengan wajah muram, mereka kembali ke kelas.
            Saat jam pelajaran matematika, ibu ningsih memasuki ruang kelas XII IPA 3. Suasana di kelas itu sangat tenang. Ini baru pertama kalinya dalam sejarah.
Mala                : (berdiri) maafkan kami  buk! Selama ini kami sering membantah dan membicarakan ibu dari belakang”
Doni                 : “saya juga buk! Karena saya, ibu jadi kena masalah”
Bu Ningsih       : (terharu) kalian harus sering-sering memerhatikan pelajaran semua guru. Ibu tahu kalian semua baik. Hwaiting!”
Lima  tahun kemudian, berkat doa dan bimbingan dari semua guru, kini semua siswa kelas XII IPA 3 menjadi  sukses. Mala menjadi seorang dokter kandungan, Doni menjadi kepala sekolah dan Mauliya kini menjadi seorang artis internasional. Setelah  5 tahun menjaling hubungan asmara, doni dan mala kini akhirnya sudah membina rumah tangga dan memiliki 2 anak kembar laki-laki. Dan Mauliya Prihandini kini telah menikah dengan seorang pengusaha barang elektronik asal Korea.